Awal perjalanan yang menyenangkan menuju ke pelabuhan yang
aku rindu. Ya dirimulah pelabuhan itu..
Sebelumnya aku berkemas terlebih dulu, mengemas semua yang
dia butuhkan. ku siapkan hatiku, ku siapkan pikiranku, dan ku siapkan keberanianku,
ya semua itu ku bungkus rapi dalam tas yang bernama cinta..
Ku naiki perahu yang sudah ku persiapkan sebelumnya. Dia menyambutku
dengan baik di ujung telepon sana, begitupun aku.
Aku segera begegas mendayung..
Satu hari.. semua terasa menyenangkan..
Dua hari.. Tiga hari.. semua masih terasa menyenangkan..
Sampai disuatu hari, belumlah sampai aku di pelabuhan. Badai
datang membawa gulungan ombak besar..
Tapi aku terus mendayung perahuku, berharap aku segera
sampai di pelabuhan…
Dan setelah beberapa jam berlalu, badai mulai mereda. Hanya menyisakan
hembusan angin yang terasa dingin..
Tanpa lelah aku terus mendayung perahuku..
Tapi aku merasa aneh, mengapa pelabuhan tak kunjung terlihat
? apakah aku salah mengarahkan perahuku ? padahal aku sudah mendayung perahuku sejauh
ini..
Awan mulai berubah menjadi abu pekat. Rintikan hujan mulai
turun..
Perahuku mulai terombang ambing di lautan..
Aku mulai lelah..
Aku merasa perahu yang ku dayung tak mendekat ke pelabuhan
tapi menjadi jauh..
Hujan mulai turun lebat, gulungan ombak mulai besar..
Aku tak sanggup lagi mendayung perahuku..
Kini ku biarkan aku dan perahuku terombang ambing di tengah
lautan luas. Dan berharap gulungan ombak besar yang membawaku sampai ke
pelabuhan itu..