Suatu waktu aku terhenti sejenak dari perjalanan panjangku,
sambil menoleh ke belakang samar-samar
kulihat dirimu yang perlahan mulai mendekat kearah ku. Dan disaat itupula
mataku mulai tertuju pada bayangan dirimu, sambil bertanya-tanya dalam hati kecilku
“siapakah dia?” (Mencoba terus
menegaskan pandangan) “siapa sebenarnya
orang yang ada dibalik bayangan itu?”. cukup lama aku terhenti dan
menunggu, iya menunggu sosok dibalik bayangan itu. semakin dekat, semakin aku
terdiam dengan tatapan kosong kearah bayangan itu. semakin dekat terlihat cahaya yang begitu terang, lalu
seraya aku duduk dan menundukkan kepala karena pancaran sinar yang begitu
terang. Aku yakin bayangan itu semakin dekat karena cahaya itu semakin terang
kearahku.
Tak lama kemudian aku merasakan telapak tangan yang
menyentuh pundakku seraya berkata “Hay,
kenapa kamu?”, (aku terdiam sejenak dan berfikir) “siapa dia?”. Lalu dengan rasa penasaran perlahan aku mulai
mengangkat kepalaku dan terlihat senyum yang membuat jantung ini berdetak tak
beraturan. Dengan tatapanku yang masih
tak percaya, dia pun menjulurkan tangannya untuk membangunkanku dari posisi
duduk ku seraya berkata “Hay..”, aku
pun meraih tangannya dengan ragu dan terbangun lalu membalas senyumnya seraya
berkata “Iya, aku gpp ko.” dan dia
kembali tersenyum.
Aku masih menatapnya dengan pandangan bingung. Dia menarik
tanganku dan memintaku untuk ikut bersamanya, namun aku menolak dan menarik
lagi tanganku yang sempat digenggamnya. Lalu dia berkata “ikutlah denganku, aku akan buatmu bahagia saat berjalan bersamaku
sampai ke ujung jalan sana.” namun aku tak percaya begitu saja dengan
perkataannya. Aku masih terdiam ragu karena dia begitu asing untukku. Dia
kembali berkata dengan wajah penuh harap “kamu
tak usah ragu, aku takkan mengecewakanmu. Sungguh.” . Dia membuatku
berfikir “apakah dia sungguh-sungguh dengan ajakannya atau aku akan ditinggal
ditengah jalan saja dan membuatku tersesat”.
Dengan rasa ragu, akupun menerima ajakkannya dan dia pun
meraih kembali tanganku dan menggenggamnya. Akhirnya aku melanjutkan perjalanan
panjangku bersama dia.
Hmm.. di awal perjalanan dia pun mulai memperkenalkan
dirinya. Awalnya aku masih cuek dan tak perduli dengan apa yang dia katakan
tentang dirinya karena aku masih menganggapnya asing. Tapi entah kenapa dia
masih terus saja berbicara tentang dirinya padahal dia tau sikapku tak
merespon. Sambil terus berbicara tentang dirinya, disepanjang perjalan itu dia
menunjukkan banyak hal yang sebelumnya aku tak pernah tau. Jalan demi jalan
kita lewati dan tak ada satupun kenangan yang tertinggal setiap kali kita
melewati jalan tersebut. Semakin jauh perjalanan, aku mulai merasakan hal yang
berbeda. Dia tak lagi menceritakan tentang dirinya, melainkan dia meyakiniku
agar aku tetap bersamanya sampai ujung jalan sana.
Entah ada perasaan yang lain itu sudah mulai tumbuh atau
entah karena apa, aku mulai merasa nyaman dengannya. Aku mulai merespon setiap
kata darinya dan perlahan aku mulai memperkenalkan diriku. Sambil terus berjalan dan entah mengapa suatu
ketika langkahnya terhenti dan dia ingin melepas genggamannya, aku pun tak diam
saja lalu berkata “kamu mau kemana?” (dengan
wajah heran dan menggenggam balik tangannya). Dia hanya membalas pertanyaanku
dengan senyuman penuh arti dan kita kembali berjalan.
Disepanjang perjalanan itu aku mulai berfikir “apa yang sebenarnya aku rasakan” (sambil terus menggenggam erat tangannya). Aku
mulai merasa takut kehilangannya dan tak ingin kalau dia pergi dariku. Aku
berjalan dengan lamunanku tentang apa yang aku rasakan sampai-sampai aku
tersandung dan dia menoleh kearahku lalu berkata “kamu kenapa? Aku ga akan ninggalin kamu ko” (sambil tersenyum).
Iya mungkin dia merasa kalau aku memikirkan hal yang tadi.
Perjalanan sudah semakin jauh dan sudah terlihat ujung jalan
sana. Aku mulai merasakan perasaan yang lain padanya. Sepertinyad ia
sungguh-sungguh karena disepanjang perjalanan tadi dia terus berusaha
meyakiniku hingga perjalanan kita sudah sejauh ini. iya memang awalnya aku tak
memperdulikannya namun aku juga manusia yang punya perasaan dan kepekaan. Dan kali ini aku merasa kalau aku
menyayanginya.
Perlahan aku mulai menunjukkan perasaanku ini lewat sikapku.
Semakin terlihat ujung jalan semua yang kita rasain saat kita jalan pertama
kali sudah berbeda. Kita semakin dekat dan dia semakin meyakini dan menguatkan
perasaanya padaku.
Kita terhenti dan saling menatap dengan senyuman. Dan
akhirnya kita sampai di ujung jalan. Sesampainya kita, dia bersimpuh
dihadapanku dan berkata “maukah kamu
menemani hari-hariku?” dengan wajah memerah dan senyum bahagia aku pun
bersedia menjadi seseorang yang menemani hari-harinya.
Dan sejak saat itu hari-hariku menjadi lebih berwarna dan
berarti karenanya. Aku merasa bahagia walaupun semua terasa sederhana, karena
semua akan indah pada waktunya.
selamat membacaaa :)